Polemik Uni Eropa Hapus Sawit Ancam Ekspor RI
18 Maret 2019, 09:00:00 Dilihat: 416x

Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Uni Eropa melabelkan sawit sebagai komoditas yang menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan. Label ini menimbang sawit adalah sumber penghilangan hutan alam lewat penebangan (deforestasi) dan alih fungsi lahan.
Karenanya, UE merekomendasikan agar penggunaan sawit untuk bahan kendaraan bermotor dihapus. Dalam rancangan undang-undang baru, Komisi UE menargetkan porsi energi terbarukan menjadi 32 persen pada 2030 mendatang. Persoalan ini telah diangkat UE sejak rancangan kebijakan Renewable Energy Directives II (RED II).
Masalah muncul karena produk sawit Indonesia bejibun dan menjadi penopang ekspor. Hal serupa juga dialami sawit Malaysia. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdullah membenarkan ancaman penghapusan sawit dalam bahan bakar terhadap kinerja ekspor RI.
Tengoklah, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) melansir, ekspor sawit dan produk turunannya mencapai 4,78 juta ton CPO pada 2018 lalu. Jumlah itu menurun 4,78 persen dibandingkan volume ekspor tahun sebelumnya, sebesar 5,02 juta ton.
Sementara itu, UE merupakan tujuan ekspor sawit terbesar kedua mencapai 14,67 persen dari total ekspor sebesar 32,02 juta ton. Dengan melabelkan sawit sebagai komoditas tidak berkelanjutan, tidak tertutup kemungkinan ada tekanan pada volume ekspor sawit ke UE.
"Kalau sentimen negatif terus didengungkan, penurunannya bisa lebih besar hingga dua kali," kata Rusli kepada CNNIndonesia.com.
Rusli menilai penghapusan biofuel di Benua Biru akan menjadi sebuah keniscayaan, apalagi mereka tengah mengembangkan mobil listrik. Untuk mendukung industri mobil listrik, Rusli meyakini pemerintah UE bakal secara perlahan menghapuskan penggunaan biofuel. Itu berarti, pasar sawit Indonesia di UE memang mulai terancam.
Sebagai respons kondisi ini, ia menyarankan agar pemerintah mengembangkan produk ekspor ke UE melalui pasar non-biofuel. Pemerintah juga perlu mendorong perluasan produk hilirisasi sawit dalam negeri, sehingga ekspor turunannya lebih maksimal.
Selain itu, solusi menjaga ekspor sawit dan turunannya di tengah serangan UE adalah ekspansi pasar nonkonvesional. Beberapa pasar yang potensial menurut Rusli adalah negara-negara di Afrika.
"Indonesia belum memiliki banyak pabrik dan teknologi untuk produk hilir. Jadi ada hal pararel yang harus dilakukan pemerintah, pertama melobi untuk pasar nonbiofuel dan mencari pasar potensial, seperti Afrika," katanya.
Upaya lainnya, ia mendorong pemerintah membawa putusan UE lewat jalur hukum kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Parlemen UE memiliki waktu dua bulan untuk memutuskan menerima atau menolak keputusan tersebut. Dalam kurun waktu itu, pemerintah harus bersiap diri dengan segala kemungkinan.
Pengamat Pangan dan Pertanian Institute Pertanian Bogor (IPB) Bayu Krisnamurthi mengamini pernyataan Rusli. Ia menuturkan proses pembahasan, diplomasi dan kemungkinan menuntut kebijakan UE perlu dilanjutkan.
"Langkah-langkah ini harus dilakukan dengan cerdas, sistematis, dan melihat ke depan," terang Bayu.
Sejalan dengan itu, Indonesia juga harus bisa memastikan bahwa industri sawit Indonesia memang berkelanjutan (sustainable), sehingga tidak sesuai dengan tuduhan UE. Untuk itu, pemerintah harus memastikan bahwa industri kelapa sawit memenuhi dan berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Selain itu, pemerintah juga perlu memberdayakan kriteria Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) secara maksimal untuk menegaskan posisi sawit Indonesia.
Ia juga sepakat bahwa pemerintah perlu mengembangkan pasar nonbiofuel. Sebab, pengembangan otomotif UE serta negara maju lainnya, seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS) lebih mengarah ke mobil listrik atau hybrid.
Dengan demikian, dalam jangka menengah sekitar 10-15 tahun mendatang penggunaan bahan bakar mobil memang diperkirakan akan berkurang.
"Jadi ada dua konsekuensi, kita harus dorong biofuel sawit untuk penggunaan non otomotif dan harus cari produk baru untuk memanfaatkan minyak sawit," tukasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Visiting Professor, Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.