"Jadi, sekarang kemasan semua, karena minyak goreng curah itu kurang higienis," ujarnya saat konferensi pers Business Matching Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) di Kuta, Bali, Jumat (10/6).
Pun demikian, ia menyebut penghapusan minyak goreng curah akan dilakukan secara bertahap dan digantikan dengan minyak goreng kemasan.
"Jadi, kita minta nanti secara bertahap tidak ada lagi (minyak goreng) curah. Jadi, sekarang kemasan semua," imbuh dia.
"Itu yang sedang kita kerjakan dan banyak pengusaha itu akan melakukan ke sana dengan harga tetap," lanjutnya.
Mengutip hargapangan.id, Senin (13/6), rata-rata harga minyak goreng curah dibanderol Rp18.100 per kg. Harganya stabil dibandingkan Jumat (10/6) lalu.
Namun, harga tersebut masih jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sebesar Rp14 ribu per liter atau Rp15.500 per kg.
Namun, Luhut berjanji harga minyak goreng curah ini bisa sesuai HET dalam 1-2 minggu ke depan.
"Kita berharap harga normal (minyak goreng curah). Ini sekarang kan sudah berjalan. Tidak bisa juga terus begini," jelasnya.
Penghapusan minyak goreng curah sudah didengungkan sejak akhir tahun lalu sebelum harga minyak goreng lompat. Sejumlah pengusaha saat itu mengaku sudah berinvestasi untuk packing machine, yang belakangan dibatalkan jelang pelaksanaannya.